Jumat, 21 Oktober 2011

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki baru dilakukan "usahawan" atau "wiraswasta". Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan-untuk menciptakan sesuatu ari&har dan berbeda (create newand different) melalui berpikir yang kreatif dan bertindak utuk menciptakan peluang. Banyak orang yang berhasil dan sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Karya dan karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir kreatif. Tidak sedikit orang dan perusahaan yang berhasil meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan memunculkan ide­-ide dan pemikiran-pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development) untuk meraih pasar. Baik ide, pemikiran, maupun tindakan kreatif tidak lain untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, melalui: (1) Pengembangan teknologi baru, (2) Penemuan pengetahuan ilmiah baru, (3) Perbaikan produk barang dan jasa yang ada, (4) Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara, baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing). Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha. Ide kreatif akan muncul apabila wirausaha "look at old and think something new or different".
Sukses kewirausahaan akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru (thing and doing new things or old thing in new way) (Zimmer, 1996:51).

Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan pen komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda), dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan).

Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan diawali dengan proses imitasi dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan berakhir pada adalah proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi). Tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap kewirausahaan. Tahapan inovasi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari pribadi maupun lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan pada masa inovasi adalah peluang, model peran, dan aktivitas. Perilaku kewirausahaan merupakan fungsi dari kopetensi, insentif, dan lingkungan.

Fungsi dan Peran Wirausaha
Secara umum, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu (inovator) dan sebagai perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan cara baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai perencana, wirausaha berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi perusahaan baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan, dan menciptakan organisasi perusahaan baru.

Ide dan Peluang Kewirausahaan
Ide akan menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi. Untuk memperoleh peluang wirausaha harus memiliki berbagai kemampuan dan pengetahuan seperti kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa baru, menghasilkan nilai tambah baru, merintis usaha baru, melakukan proses atau teknik baru, dan mengembangkan organisasi baru.

Bekal Pengetahuan dan Keterampilan Wirausaha
Selain bekal kemampuan, wirausaha juga perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan. Bekal pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha meliputi: (1) Bekal pengetahuan mengenai usaha yang akan memasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada, (2) Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, dan (3) Bekal pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Sedangkan bekal keterampilan yang harus dimiliki wirausaha meliputi: (1) Bekal keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko, (2) Bekal keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah, (3) Bekal keterampilan dalam memimpin dan mengelola, (4) Bekal keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan (5) Bekal keterampilan teknik usaha yang akan dilakukannya.

Merintis Usaha Baru
Dalam dunia bisnis seperti sekarang ini, umumnya dikenal tiga cara untuk memasuki suatu usaha bisnis, yaitu: (1) Merintis usaha baru sejak dari awal, (2) Membeli perusahaan yang telah ada, (3) Kerja sama manajemen (franchising).
Untuk memulai usaha baru atau merintis usaha baru, modal utama yang harus ada pertama kali adalah ide, baik itu ide untuk melakukan proses imitasi dan duplikasi, ide untuk melakukan pengembangan, atau ide untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Setelah ada ide, lakukan analisis kelavakan usaha termasuk analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman strenght, weakness, opportunity, and treath—SWOT.
Selanjutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merintis usaha baru, antara lain: (1) Bidang usaha dan jenis usaha yang akan dirintis, (2) Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan usaha dan jenis usaha yang akan dipilih, (3) Tempat usaha yang akan dipilih, (4) Organisasi usaha yang akan digunakan, (5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh, (6) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh. Untuk mengelola usaha tersebut harus diawali dengan (1) Perencanaan usaha, (2) Pengelolaan keuangan, (3) Aksi strategic usaha, (4) Teknik pengembangan usaha.

Etika Berwirausaha
Terlepas dari tujuan berwirausaha yang bisa berbeda baik secara sosial ataupun ekonomi, ada beberapa etika berwirausaha yang penting dan harus diperhatikan, yaitu: (1) Kejujuran, (2) Integritas, (3) Menepatijanji, (4) Kesetiaan, (5) Kewajaran, (6) Suka membantu orang lain, (7) Menghormati orang lain, (8) Warga negara yang baik dan taat hukum, (9) Mengejar keunggulan, dan (10) Bertanggung jawab. Dalam konteks ekonomi maupun sosial, kejujuran, integritas dan tepat janji merupakan modal sosial yang dapat menumbuhkan kepercayaan dan memelihara hubungan baik untuk jangka panjang.

KOMPENTENSI KEWIRAUSAHAAN
Menurut Michael Harris (2000:19), kompetensi adalah: "... are underlying bodies of know­ledge, abilities, experiences, and other requirement nescessary to successfully perform the job". Wirausaha yang sukses pada umumnya ialah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Wirausaha tidak hanya memerlukan pengetahuan tapi juga keterampilan. Keterampilan-keterampilan tersebut di antaranya keterampilan manajerial (managerial skill), keterampilan konseptual (conceptual skill) dan keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill) dan keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan (decision making skill), keterampilan mengatur dan menggunakan waktu (time management skill), dan keterampilan teknik lainnya secara spesifik. Akan tetapi memiliki pengetahuan dan keterampilan saja tidaklah cukup. Wirausaha harus memiliki sikap positif, motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (personality) yang langsung berpengaruh pada kinerja. Kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar