PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, masih
banyak orang yang menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan
apa yang dimiliki baru dilakukan "usahawan" atau
"wiraswasta". Pandangan tersebut tidaklah tepat, karena jiwa dan
sikap kewirausahaan (entrepreneurship)
tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang
yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun
masyarakat umum seperti petani karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru,
dan pimpinan organisasi lainnya.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan-untuk menciptakan
sesuatu ari&har dan berbeda (create
newand different) melalui berpikir yang kreatif dan bertindak utuk
menciptakan peluang. Banyak orang yang berhasil dan sukses karena memiliki
kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Karya dan karsa hanya terdapat pada
orang-orang yang berpikir kreatif. Tidak sedikit orang dan perusahaan yang
berhasil meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Proses
kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan memunculkan ide-ide dan
pemikiran-pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan inovatif dilakukan
melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (research and development) untuk meraih pasar. Baik ide, pemikiran,
maupun tindakan kreatif tidak lain untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan nilai tambah barang dan jasa
yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan
merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, melalui: (1)
Pengembangan teknologi baru, (2) Penemuan pengetahuan ilmiah baru, (3)
Perbaikan produk barang dan jasa yang ada, (4) Penemuan cara-cara baru untuk
menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih efisien.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan
ide-ide baru dan cara-cara, baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang
(thinking new thing). Sedangkan
inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan
masalah dan menemukan peluang (doing new
thing). Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang
baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu
yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam
bentuk hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide,
metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses
berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan
yang berharga. Nilai tambah yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha.
Ide kreatif akan muncul apabila wirausaha "look at old and think something new or different".
Sukses kewirausahaan akan tercapai
apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan
cara-cara baru (thing and doing new things or old thing in new way) (Zimmer,
1996:51).
Jiwa dan Sikap Kewirausahaan
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan
oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orang yang
percaya diri (yakin, optimis, dan pen komitmen), berinisiatif (energik dan
percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke
depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda), dan berani
mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan).
Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan diawali dengan proses
imitasi dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan
berakhir pada adalah proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi).
Tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah yang disebut tahap
kewirausahaan. Tahapan inovasi banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
yang berasal dari pribadi maupun lingkungan. Faktor pribadi yang memicu
kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai pribadi,
pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan faktor pemicu yang berasal dari
lingkungan pada masa inovasi adalah peluang, model peran, dan aktivitas.
Perilaku kewirausahaan merupakan fungsi dari kopetensi, insentif, dan
lingkungan.
Fungsi dan Peran Wirausaha
Secara umum, wirausaha memiliki dua
peran, yaitu sebagai penemu (inovator)
dan sebagai perencana (planner).
Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan produk baru, teknologi dan
cara baru, ide-ide baru, dan organisasi usaha baru. Sedangkan sebagai
perencana, wirausaha berperan merancang usaha baru, merencanakan strategi
perusahaan baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam perusahaan, dan
menciptakan organisasi perusahaan baru.
Ide dan Peluang Kewirausahaan
Ide akan menjadi peluang apabila
wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus
melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati pintu
peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitungkan risiko yang
mungkin terjadi. Untuk memperoleh peluang wirausaha harus memiliki berbagai
kemampuan dan pengetahuan seperti kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa
baru, menghasilkan nilai tambah baru, merintis usaha baru, melakukan proses
atau teknik baru, dan mengembangkan organisasi baru.
Bekal Pengetahuan dan Keterampilan Wirausaha
Selain bekal kemampuan, wirausaha juga
perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan. Bekal pengetahuan yang harus
dimiliki wirausaha meliputi: (1) Bekal pengetahuan mengenai usaha yang akan
memasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada, (2) Bekal pengetahuan tentang
peran dan tanggung jawab, dan (3) Bekal pengetahuan tentang manajemen dan
organisasi bisnis. Sedangkan bekal keterampilan yang harus dimiliki wirausaha
meliputi: (1) Bekal keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan
memperhitungkan risiko, (2) Bekal keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai
tambah, (3) Bekal keterampilan dalam memimpin dan mengelola, (4) Bekal
keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan (5) Bekal keterampilan teknik
usaha yang akan dilakukannya.
Merintis Usaha Baru
Dalam dunia bisnis seperti sekarang ini,
umumnya dikenal tiga cara untuk memasuki suatu usaha bisnis, yaitu: (1)
Merintis usaha baru sejak dari awal, (2) Membeli perusahaan yang telah ada, (3)
Kerja sama manajemen (franchising).
Untuk memulai usaha baru atau merintis
usaha baru, modal utama yang harus ada pertama kali adalah ide, baik itu ide
untuk melakukan proses imitasi dan duplikasi, ide untuk melakukan pengembangan,
atau ide untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Setelah ada ide,
lakukan analisis kelavakan usaha termasuk analisis kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman strenght, weakness, opportunity, and treath—SWOT.
Selanjutnya, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merintis usaha baru, antara lain: (1) Bidang usaha dan jenis
usaha yang akan dirintis, (2) Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan usaha dan
jenis usaha yang akan dipilih, (3) Tempat usaha yang akan dipilih, (4)
Organisasi usaha yang akan digunakan, (5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh,
(6) Lingkungan usaha yang akan berpengaruh. Untuk mengelola usaha tersebut
harus diawali dengan (1) Perencanaan usaha, (2) Pengelolaan keuangan, (3) Aksi
strategic usaha, (4) Teknik pengembangan usaha.
Etika Berwirausaha
Terlepas dari tujuan berwirausaha yang
bisa berbeda baik secara sosial ataupun ekonomi, ada beberapa etika
berwirausaha yang penting dan harus diperhatikan, yaitu: (1) Kejujuran, (2)
Integritas, (3) Menepatijanji, (4) Kesetiaan, (5) Kewajaran, (6) Suka membantu
orang lain, (7) Menghormati orang lain, (8) Warga negara yang baik dan taat
hukum, (9) Mengejar keunggulan, dan (10) Bertanggung jawab. Dalam konteks
ekonomi maupun sosial, kejujuran, integritas dan tepat janji merupakan modal
sosial yang dapat menumbuhkan kepercayaan dan memelihara hubungan baik untuk
jangka panjang.
KOMPENTENSI KEWIRAUSAHAAN
Menurut Michael Harris (2000:19),
kompetensi adalah: "... are
underlying bodies of knowledge, abilities, experiences, and other requirement
nescessary to successfully perform the job". Wirausaha yang sukses
pada umumnya ialah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu seseorang yang
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu yang meliputi
sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan/kegiatan. Wirausaha tidak hanya memerlukan pengetahuan tapi juga
keterampilan. Keterampilan-keterampilan tersebut di antaranya keterampilan
manajerial (managerial skill),
keterampilan konseptual (conceptual skill)
dan keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi (human skill) dan keterampilan merumuskan
masalah dan mengambil keputusan (decision
making skill), keterampilan mengatur dan menggunakan waktu (time management skill), dan keterampilan
teknik lainnya secara spesifik. Akan tetapi memiliki pengetahuan dan
keterampilan saja tidaklah cukup. Wirausaha harus memiliki sikap positif,
motivasi, dan selalu berkomitmen terhadap pekerjaan yang sedang dilakukannya.
Kompetensi diartikan sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (personality) yang langsung berpengaruh pada kinerja. Kinerja bagi
wirausaha merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar